PONTIANAK MASA KOLONIAL

Pengarang: 

HASANUDDIN

Penerbit: 

OMBAK

Tahun Terbit: 

2014

Daerah/Wilayah: 
Kalimantan Barat
Rak: 

8.1 (900-9

ISSN/ISBN: 

602-258-219-9

Perjalanan sejarah Pontianak merupakan pola hubungan yang kompleks, diawali dari perjalanan Syarif Abdurrahman Alqadrie sebagai peletak dasar berdirinya Kerajaan Pontianak. Munculnya kekuatan Inggris dalam menguasai belahan utara pulau Kalimantan yang pada saat itu masih dibawah kekuasaan Melayu, membuat VOC mulai aktif melakukan ekspansi di belahan Kalimantan lainnya. Kalimantan Barat menjadi perhatian khusus VOC di akhir abad ke-18, dan Pontianak mengakui supremasi VOC sejak disepakati kontrak 5 Juli 1779 dengan Sultan Pontianak. Berangkat dari kontrak ini VOC mendapatkan hak politik untuk mengatur dan membatasi kekuasaan Sultan, dan ekonomi untuk mendapatkan hak monopoli perdagangan. Sehubungan untuk mengatur kepentingan tersebut, VOC mendapat wilayah di sebelah selatan Keraton Kadriah dikenal dengan kawasan vierkanten paal untuk dijadikan pusat pemerintahan VOC dan embrio pembentukan koloni Belanda di Pontianak. Kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Belanda memaksa Sultan Pontianak menandatangani kontrak tahun 1819, 1822, dan 1823 yang intinya sangat membatasi kekuasaan politik dan kepentingan ekonomi Sultan. Hal yang menarik dicatat adalah tentang timbulnya perlawanan kongsi-kongsi Cina tahun 1819 dan 1823 suatu reaksi keras atas ekspansi kekuasaan kolonial Belanda dalam usaha menguasai tambang emas dan produksi lada serta pemungutan pajak. Setelah dicermati, perubahan tata kehidupan sosial-politik dan ekonomi Pontianak, pada awal abad ke-20 tidak terlepas dari dinamika gerakan nasionalisme.

PONTIANAK MASA KOLONIAL