SISTEM PEMERINTAHAN KOTA PONTIANAK 1771 - 1945

Pengarang: 

ASNAINI

Penerbit: 

BPNB PONTIANAK

Tahun Terbit: 

2013

Daerah/Wilayah: 
Kalimantan Barat
Rak: 

KBA - 900 (900-909)

ISSN/ISBN: 

978-602-1202-52-4

Jumlah Halaman: 
60

Kota Pontianak sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan Barat sudah dikenal sejak masa pemerintahan Kerajaan. Cikal bakal pemerintahan Kota Pontianak adalah dengan ditemukan kawasan kosong tempat persembunyian kaum perompak yang selalu mengganggu keamanan para pedagang yang melintasi wilayah ini untuk mengadakan aktivitas perdagangan. Syarif Abdurahman beserta pengikutnya berhasil mengusir para perompak. Maka tak lama kemudian dengan dibantu para pengikut dan masyarakat Dayak, ia membuka hutan belantara untuk mendirikan sebuah negeri. Dengan dibukanya wilayah ini pada tahun 1771, maka pada tahun itu pula ditetapkan sebagai tahun berdirinya Kota Pontianak. Awal mula berdiri Kota Pontianak merupakan sebuah Kerajaan yang juga dibawah kekuasaan pemerintahan Kolonial Belanda pada masa itu. Sekalipun silih bergantinya Sultan, namun campur tangan pihak pemerintah Kolonial lebih besar sehingga raja yang memimpin Pontianak pada masa itu tidak memiliki kekuasaan yang besar untuk menjalankan roda pemerintahannya. Raja memiliki kekuasaaan atas pemerintahan tradisional saja. Kekuasaan kesultanan Pontianak ini diikat dngan perjanjian-perjanjian yang lebih menguntungkan pihak penjajah Belanda. Demikian juga dengan pendudukan Militer Jepang pada saat itu. Pada masa pemerintahan Jepang ini kehidupan rakyat Pontianak secara khusus dan umumnya Kalimantan Barat mengalami penderitaan yang sangat menyengsarakan.

Translate

Pontianak City is known as the Capital of the Province of West Kalimantan since the reign of the Kingdom. The pioneer of Pontianak City government is when an empty area is found where the pirates hide it which always disturbs the security of the traders who cross this area to carry out trading activities. Syarif Abdurahman and his followers managed to drive away the pirates. So shortly afterwards aided by followers and Dayak people, Syarif Abdurahman opened a wilderness to establish a country. This region was opened in 1771, so that year was also established as the year of the establishment of the City of Pontianak. Pontianak City was founded as a Kingdom which was also under the rule of the Dutch colonial government at that time. Although the Sultan continued to change, the intervention of the Colonial government was greater so that the king who led Pontianak at that time did not have much power to run his government. The king has power over traditional government only. The power of the Pontianak sultanate was bound by agreements that were more favorable to the Dutch colonialists. Likewise with the Japanese military occupation at that time, the life of the people of Pontianak in particular and in general West Kalimantan suffered very miserable suffering.

 

SISTEM PEMERINTAHAN KOTA PONTIANAK 1771 - 1945