ANNEKE J. SUOTH, Hi. HAMIM AMBARU, MEYSKE E. KINONTOA, LILI KONDOY, H.A.J. MERUNG
BPNB MANADO
2012
RKE - 793.3 (790-799)
978-602-9374-67-4
Kabela adalah suatu wadah yang terbuat dari Kumbai Pangkoi Tumpang (pelepah pohon rumbia) yang sudah dikuliti atau sudah dibersihkan. Tari Kabela adalah tari adat penjemputan tamu yang berasal dari daerah Bolaang Mongondow, yang ditarikan pada saat menerima tamu, baik kerabat dekat atau tetangga maupun tamu yang datang dari wilayah terjauh dan juga tamu kehormatan, selain itu juga tari ini dilaksanakan dalam upacara pernikahan, acara-acara peresmian dan lain-lain. Tamu yang datang berkunjung, sebelum menyampaikan maksud akan disuguhi Kabela yang didalamnya berisi tempat sirih (obuyu’) pinang (mama’an), tembakau (tabaku’) dan kapur (silon), sirih (obuyu’) untuk dikonsumsi bersama, tanda menyapa atau sebagai penghormatan kepada tamu yang datang. setelah selesai mengkonsumsi sirih pinang dan kapur sirih, juga disiapkan doduyaan (tempat meludah), baru tuan rumah menanyakan maksud dan tujuan datang bertamu. Setelah selesai mengkonsumsi sirih pinang dan kapur sirih, juga sudah disiapkan donduyaan (tempat meludah), baru tuan rumah menanyakan maksud dan tujuan datang bertamu. Pada zaman raja-raja atau zaman dahulu, tamu-tamu diterima di ruang tamu dengan cara duduk ada yang melantai atau duduk lantai yang sudah dialas dengan tikar atau sejenis dan ada juga yang duduk di kursi kemudian disuguhi kabela. Tari kabela ini diciptakan oleh Ibu Hj. Erna Damopolii, SH dari desa Biga Kota Kotamobogu pada tahun 1967.