PERMAINAN TRADISIONAL DAKON

Pengarang: 

DARTO HARNOKO DAN TITI MUMFANGATI

Penerbit: 

BPNB D.I. YOGYAKARTA

Tahun Terbit: 

2021

Daerah/Wilayah: 
Daerah Istimewa Yogyakarta
Rak: 

PRA - 793.735.74

ISSN/ISBN: 

978-623-7654-20-9

Jumlah Halaman: 
25

Dakon sering juga disebut congklak. Menurut sejarah dakon dibuat oleh Ki Buyut Manggal berasal dari Gunung Lawu yang dikenal sakti. Beliau dapat melihat nasib seseorang dengan cara memainkan dakon miliknya. Dakon miliknya diberi nama Gus Gamplongyang terbuat dari kayu sawo. Ki Buyut Manggal memiliki seorang murid kesayangan bernama RM. Gandakusuma yang memiliki gelar sebagai KGPAA Mangkunegara IV. Setelah selesai berguru, ia meminta izin untuk membawa dakon Gus Gamplong ke Istana Mangkunegaran. Permainan ini akhirnya dikenal di lingkungan istana Mangkunegara yang juga digemari oleh para puteri untuk mengisi waktu luang di sela-sela berlatih tari Bedhaya. Lubang-lubang di dalam dakon disebut Sawah dan harus diisi dengan kecik. Isi dakon biasanya dengan benda yang ukurannya kecil, atau biji tumbuhan yang sifatnya tahan lama seperti biji kecik. Dahulu kala dakon dbuat di atas tanah. Lalu agar mudah dibawa, dakon dibuat dengan bahan kayu. Di lingkungan istana dakon terbuat dari kayu jati dan dipercantik dengan ukiran, tapi pada saat ini ada juga dakon yang terbuat dari plastik. Permainan dakon ini dapat melatih dalam berhitung. Kefokusan dan ketelitian juga dapat diasah dalam permainan ini. Selain sebagai sarana hiburan, permainan dakon juga memiliki nilai kejujuran dan sportif, strategi berfikir, penalaran, demokrasi, rasa tanggung jawab, kepatuhan, persahabatan, dan sifat terbuka memiliki nilai yang terkandung dalam permainan dakon sebagai salah satu permainan tradisional.   

 

PERMAINAN TRADISIONAL DAKON