WITOYO DAN DWI WAHYU ATMAJI
PERPUSNAS PRESS
2021
NKU - 091.922 (090-099)
978-623-313-247-3
Naskah Babad Dipanagara Lan Babad Nagari Purwareja atau didalam halaman judul luar teks Babad Perang Dipanagara lan Babad Nagari Purwareja, atau oleh Peter Carey disebut Babad Kedungkebo, yang terdiri dari 2 bagian, yaitu 47 pupuh (bab) tentang Perang Diponegoro, dan 3 pupuh (bab) tentang Kota Purworejo. Naskah tersebut berisi teks ynag dikarang oleh Demang Cakradiwirya (R. Adipati Cokrenogoro, Bupati Purworejo I) pada tahun 1854 mengisahkan Perang Diponegoro yang berkobar di Pulau Jawa dari tahun 1825 – 1830. Dalam buku katalogus Kitab Babad Museum Pusat, halaman 19, isi teks digambarkan sebagai berikut. Resodiwiryo menceritakan pengalamannya ketika mengikuti Pangeran Kusumoyudo dalam memerangi para berandal (pasukan Diponegoro) di daerah-daerah Banyumas. Kedu, Kebumen, Pajang, dan Mataram. Sesudah peperangan selesai, dua tahun kemudian Resodiwiryo diangkat menjadi Adipati di Purworejo berganti nama Cokronegoro.Berangkat dari isi teks tersebut, pengalih aksara/bahasa bermaksud untuk mengalih-aksarakan/melatinkan dan mengalih-bahasakan/menterjemahkan naskah tersebut dalam bentuk buku untuk mempermudah semuanya, mengingat-ingat dan mengerti isi naskah tersebut.