BAMBANG SULISTYO
RUAS MEDIA
2023
MPH - 338.3.622 (330-339)
978-623-8233-08-3
Studi ini membuktikan bahwa pemogokan buruh bukan sekedar masalah hukum dan bahkan hubungan kerja. Pemogokan, sebagai bagian dari politik buruh di tempat kerja, merupakan produk dari hubungan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di sekitarnya atau dengan kata lain sebagai protes komunitas lokal. Permasalah utama yang menjadi pembahasan mengenai pemogokan buruh di Kalimantan Timur, terutama di Muara Badak adalah bagaimana pemogokan tersebut terjadi. Dalam buku ini diantaranya membahas mengenai beberapa permasalahan penting sekitar aksi mogok kerja para buruh di perusahaan pertambangan minyak dan gas multi nasional PT. VICO (Virginia Indonesia Company) yang beroperasi di Desa Muara Badak Ilir Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Muara Badak Ilir Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Pemogokan buruh merupakan bentuk protes terkait kondisi
perburuhan, relasi buruh dan pemegang kuasa usaha bahkan juga antara masyarakat dan negara, yang menuntut agar sistem kontrak dihapuskan dan para pekerja dapat diterima sebagai karyawan tetap perusahaan. Ekspresi kekecewaan para buruh tersebut mendapat dukungan dari Satpam (Satuan Pengamanan) yang sejatinya menjadi katup pengaman bagi munculnya ancaman dan gangguan yang menghambat eksplorasi, produksi, pengolahan, distribusi dan pemasaran. Ekskalasi demonstrasi makin luas ketika komunitas lokal memberi dukungan terhadap apa yang oleh mereka dipandang sebagai perlakuan yang tidak adil bagi buruh. Dan tidak hanya itu, sopir, pedagang, petani, bahkan mahasiswa pun ikut terlibat sebagai bentuk solidaritas terhadap nasib para buruh. Mereka ini berhadapan dengan kekuatan besar, sebuah perusahaan multinasional yang didukung rezim penguasa dan moda asing. Meski pemogokan tersebut berlangsung dalam durasi yang relatif pendek (November 1999) dan berlanjut di bulan Agustus hingga November tahun 2000, namun dampak yang ditimbulkan sangatlah besar.