INDRA FIBIONA DAN WARSITO
BPNB D.I. YOGYAKARTA
2021
KUL - 641.5.59
978-623-7654-18-6
Selain memiliki ragam budaya yang menarik Kabupaten Probolinggo juga memiliki makanan tradisional yang lezat yaitu Rawon Nguling. Pada zaman dahulu, rawon merupakan hidangan raja-raja dan orang kaya. Seiring berjalannya waktu, rawon mulai dikonsumsi oleh masyarakat biasa hingga sekarang. Pada mulanya rawon tidak menggunakan bahan daging sapi karena masyarakat pada waktu itu banyak yang menganut agama Hindu yang melarang mengkonsumsi daging sapi. Hingga pada saat agama Islam masuk dan banyak dianut oleh masyarakat, lambat laun rawon berubah menggunakan daging sapi secara perlahan. Dan sebagai pengental dan penambah rasa gurih masakan digunakan buah keluwek. Rawon harus direbus kemudian di timbun menggunakan abu sekam selama 15 hari yang bertujuan untuk menghilangkan racun yang terdapat dalam daging buah keluwek. Rawon adalah makanan khas daerah Jawa Timur yang memiliki berbagai jenis rawon, diantaranya Rawon Nguling. Nama rawon nguling terkait dengan keberadaan Desa Nguling di Kabupaten Pasuruan. Perbedaan antara rawon nguling dengan rawon lainnya adalah kuahnya yang pekat dan potongan dagingnya agak lebih besar. Menu lengkap rawon nguling antara lain nasi, perkedel, tempe goreng, empal goreng, babat, telur asin, kerupuk. Rawon nguling terdiri dari 12 macam bumbu antara lain cabai, kencur, kluwek, kunyit, jahe, dan sebagainya. Dan angka 12 sendiri dalam budaya Jawa merupakan angka yang termasuk welasan, yang memberikan makna memberikan belas kasih.