TIM PENYUSUN
BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA PROVINSI ACEH
2021
BUL - 002.02 (000-009)
1410-3877
Sebagai penutup di tahun 2021, tim redaktur telah menyiapkan sejumlah artikel. Dengan mengusung tema Kapita Selekta Sejarah dan budaya di Aceh dan Sumatera Utara, Bulletin Haba No. 101 tahun 2021 ini memberikan kesempatan untuk mengangkat ide dengan lebih bebas. Buletin ini terdiri info budaya, wacana, dan cerita rakyat yang meliputi sebelas artikel. Adapun sebelas artikel tersebut meliputi : Info Budaya berjudul Tradisi Pemendeken Kalak Mekhuwat (Tradisi Mendamaikan Perselisihan di Singkil). Wacana meliputi (1) Mengenal Rempah yang Digunakan Dalam Pengobatan Masyarakat Cina Pada MAsa Lalu oleh Hasbullah; (2) Syair Hamzah Fansuri Pengasas Kebudayaan di Nusantara oleh Iin Maya Mairisa, Nurul Fitria Fauzi, Khairatunnisak; (3) Tradisi Celak di Aceh Dalam Manuskrip Hikayat Uroe Asyura oleh Hermansyah; (4) Makam Belanda di Panton Labu : Refleksi Penyerangan Cut Meutia oleh Nuraini; (5) Jejak Tarian Aceh dan Sumatera Utara Dalam Diplomasi Kebudayaan Indonesia 1950-19960an oleh Ayu Wuandari; (6) Bulukat (Nasi Ketan) Dalam Kehidupan Masyarakat Aceh oleh Sudirman; (7) Keberadaan dan Upaya Pelestarian Kekeberen oleh Miftah Roma Uli Tua; (8) Mengenal Tradisi Mengambil Madu Lebah di Langkat oleh Fariani; (9) Merdegger Uruk Menolak Bala, Mengundang Cita oleh Muhammad Liyansyah. Dan pada bagian akhir dari buku ini terdapat cerita rakyat yang berjudul Mao Saito-Mao Safusi. Pesan moral dalam cerita ini adalah jangan pernah melupakan orang tua yang melahirkan, membesarkan, mengurus kita dari kecil sampai besar, sejelek apapun dia, semiskin apapun dia bahkan dicari penggantinya tetap tidak bias tergantikan.