TIM PENYUSUN
BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA ACEH
2021
BUL - 002.02 (000-009)
1410-3877
Hampir dua tahun lamanya masyarakat di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia harus berjibaku menghadapi pandemi Covid-19. Menengok jauh ke belakang, kesehatan merupakan hal yang fundamental dan memberikan pengaruh terhadap ekonomi, sosial, dan budaya pada masyarakat pendukungnya. Melihat begitu pentingnya kajian mengenai permasalahan kesehatan di masyarakat, mematik kami untuk melihat kesehatan dari sudut pandang budaya yang diangkat dalam Bulletin Haba. Artikel yang dimuat dalam Buletin Haba No. 99 tahun 2021 dengan tema “Etnomedisin di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara”. Buletin ini terdiri info budaya, wacana, dan cerita rakyat yang meliputi sembilan artikel. Adapun sembilan artikel tersebut meliputi : Info Budaya berjudul 37 Desa di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara Masuk Program Pemajuan Kebudayaan Desa Kemdikbudristek. Wacana meliputi (1) Herba Lokal Sirih Babi Sebagai Pengobatan Tradisional Masyarakat Pesisir Singkil, Kepulauan Banyak oleh Muhajir Al-Fairusy; (2) Kerang Rebus Tanjung Balai : Makanan Afrodisiak Dari Sumatera Utara oleh Dharma Kelana Putra; (3) Pengobatan Tradisional Gayo : Sebuah Tinjauan Bibliografis oleh Joshua Jolly Sucanta Cakranegara; (4) Parubat Ni Huta (Para Dukun Dari Toba) oleh Angga; (5) Pengobatan Penyakit Gangguan Makhluk Halus Pada Masyarakat Aceh oleh Sudirman; (6) Pengobatan Tradisional Pria Dewasa di Aceh : Dari Pineung Nyen, Tungkat Ali, Sampai Obat Impotensi oleh Hasbullah; (7) Jamu di Aceh : Dari Kitab Mujarabat Hingga Jamu Instan Pinggiran Jalan oleh Agung Suryo Setyantoro. Dan pada bagian akhir dari buku ini terdapat cerita rakyat yang berjudul Asal-Osol Suku Haloban. Cerita rakyat berjudul Asal-Osol Suku Haloban ini merupakan salah satu tradisi lisan yang ada pada komunitas Suku Haloban di Pulau Tuangku, Kecamatan Pulau Banyak Barat. Kisah ini menceritakan bagaimana suku Haloban terbentuk dari hasil akulturasi 5 (lima) suku yang berbeda, yakni Simeulue, Nias, Batak, Mandailing, dan Minangkabau. Akulturasi ini yang membuat suku Haloban lahir, dan akulturasi ini juga yang membuat suku Haloban dan kebudayaannya berkembang.