BAMBANG H. SUTA PURWANA DAN MUDJIJONO
BPNB D.I. YOGYAKARTA
2021
PRT - 674
978-623-7654-19-3
Gerobak sapi merupakan salah satu moda transportasi khususnya sebagai alat pengangkut barang-barang yang dihela atau ditarik dengan sapi. Alat pengangkut ini telah digunakan sejak zaman nenek moyang. Pada masa Kolonial Hindia Belanda, keberadaan gerobak sapi ini lebih dikenal secara luas dan Yogyakarta merupakan salah satu wilayah perkebunan tebu dan terdapat Pabrik Gula Madukismo. Sebelum tahun 1980an, di Yogyakarta dan sekitarnya gerobak sapi menjadi moda transportasi angkutan barang antarkota. Dan ini banyak digunakan untuk mengangkut beras, gula, hasil pertanian, dan bahan bangunan. Kerangka utama gerobak terbuat dari kayu. Dulu terbentknya sangat sederhana. Tapi sekarang sudah banyak dibuat dengan berbagai variasi. Gerobak sapi ini ada yang menggunakan atap tetapi ada juga yang tanpa atap. Atap ini berfungsi untuk melindungi penumpang atau barang bawaan. Ada beberapa bagian dari gerobak sapi dan fungsinya pun berbeda-beda yang dapat memudahkan pada saat gerobak dibawa, diantaranya payon atau atap, drajuk yang memiliki 4 tiang penyangga payonan, pengadang, pasangan, jagul, janggutan, dan sebagainya. Generasi muda sekarang banyak yang tidak pernah melihat dan mengetahui tentang gerobak sapi. Perkembangan teknologi transportasi menyebabkan penggunaan gerobak sapi sebagai alat angkut terpinggirkan dan digantikan oleh kendaraan angkutan bertenaga mesin yang lebih cepat dan memiliki muatan lebih banyak.