JULIADI
OMBAK
2007
ARS - 726.2 (720-729)
979-3472-77-4
Banten merupakan salah satu jalur dan pusat sosialisasi Islam di Jawa yang dilakukan oleh para wali. Setelah mengalami puncak dan kemunduran, pada awal abad ke-20 geliat budaya bernuansa Islam kembali terlihat, bahkan kini tradisi dalam bentuk upacara ritual keagamaan rutin dilaksanakan. Proses perkembangan, kemunduran dan pemaknaan kembali budaya dan tradisi Islam Banten pada fase-fase tersebut diatas tercermin pada Masjid Agung Banten. Setelah mengalami dinamika budaya dan fisik yang menyertainya begitu panjang, kini Masjid Agung Banten menjadi ikon Kota Banten. Jika dilihat dari sisi arsitektural, bangunan masjid ini memiliki makna simbolik yang mencerminkan tingginya budaya sebuah negeri. Perpaduan beberapa budaya pada arsitektur bangunan Masjid Agung Banten memperlihatkan bahwa Islam yahg berkembang di Banten dapat menerima unsur-unsur budaya lain selagi tidak bertentangan dengan ajarannya. Demikian pula letak masjid dalam tata kota Islam Banten tidak lepas dari bentuk tata kota sebelum masuknya Islam di Indonesia. Sebagai warisan kesultanan yang kaya nilai-nilai humanis, Masjid Agung Banten menjadi salah satu sumber daya kultural yang dapat dijadikan sebagai daya tarik khusus yaitu sebagai obyek wisata sejarah Banten yang bersifat Islami.