PERANAN LEUIT DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT KESEPUHAN CISUNGSANG DI DESA CISUNGSANG, KECAMATAN CIBEBER, KABUPATEN LEBAK BANTEN

Pengarang: 

ROSYADI, RIA ANDAYANI SOMANTRI, SUWARDI A.P, LINA HERLIAWATI, AAM MASDUKI, AGUS HERYANA

Penerbit: 

BKSNT BANDUNG

Tahun Terbit: 

2005

Daerah/Wilayah: 
Banten
Rak: 

MAD - 307.77 (300-309)

ISSN/ISBN: 

979-9462-66-5

Jumlah Halaman: 
102

Masyarakat Kaolotan Cisungsang adalah salah satu kelompok masyarakat adat yang terdapat di Propinsi Banten. Digolongkan sebagai kelompok masyarakat adat karena warga masyarakat tersebut masih sangat kuat memelihara dan menjalankan adat-istiadat peninggalan leluhur mereka. Masyarakat Kaolotan Cisungsang merupakan bagian dari Kesatuan adat Banten Kidul. Masyarakat Kaolotan Cisungsang dipimpin oleh seorang ketua adat yang dalam istilah setempat disebut ”Olot” dengan nama sebutan/sapaan biasa dipanggil abah. Olot memiliki pengaruh yang sangat kuat dan luas dalam kehidupan masyarakat setempat. Ia tidak hanya berpengaruh dalam pelaksanaan adat-istiadat setempat, melainkan juga berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang datang dari aparat pemerintah setempat. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, mereka mengaktualisasikan falsafah hidup berbunyi tilu sapamilu, dua sakarupa, nu hiji eta keneh yang artinya tiga berbarengan, dua serupa, yang satu itu juga. Kekhasan Kaolotan Cisungsang terdapatnya banyak leuti di sana. Leuit selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan padi, juga memiliki fungsi sosial, ekonomi, dan fungsi budaya.