Perihal mengenai etnisitas, sejarah, dan budaya Banjar yang menjadi tema sentral dari seluruh tulisan pada buku Sejarah, Etnisitas, dan Kebudayaan Banjar ini telah menyita perhatian penulis. Sekalipun kebanyakan karya bukan hal baru dalam wacana lokal (Banjar), namun disini penulis merasa ada beberapa aspek yang belum terekspose sebagaimana mestinya. Berkaitan dengan hal tersebut, di ruang kosong inilah penulis mencoba bermain sedikit untuk melengkapi. Adalah menarik, bahkan ironis ketika terbentuknya satu atau dua kelompok etnis diproduksi melalui kepentingan kolonialisme asing. Keberadaan suku Banjar dan Dayak di Kalimantan Selatan dan Tengah saat ini sesungguhnya mewarisi proses semacam itu. Meski keduanya telah berada dalam bingkai kokoh yang bernama Indonesia, namun terkadang masih ada sentiment-sentimen tertentu ketika misalnya kita membaca sebuah tulisan dengan sudut pandang dari salah satu etnis itu saat membicarakan etnis satunya lagi. Adapun isi dari buku ini diantaranya mengenai Siapa Penindas Siapa; Putri Dayak di Tanah Banjar; Perpindahan Ibu Kota dalam Lintasan Sejarah; Wajah Dayak Pada Orang Banjar; Redefinisi Etnisitas (Sebuah Klarifikasi Sejarah); dan sebagainya.