SEMARAK PERANG KETUPAT

Pengarang: 

VISKA YOLENSIA, ARYA PERKASA

Penerbit: 

DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

Tahun Terbit: 

2017

Daerah/Wilayah: 
Kepulauan Bangka Belitung
Rak: 

CRA - 398.24 (390-399)

ISSN/ISBN: 

978-602-6477-43-9

Jumlah Halaman: 
40

Upacara adat Perang Ketupat merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di Desa Tempilang, Kabupaten Bangka Barat. Upacara perang ketupat ini menjadi simbol perlawanan terhadap kejahatan dan wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam upacara adat perang ketupat juga terdapat budaya nganggung yang tetap dilestarikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Budaya nganggung adalah masyarakat membawa makanan lengkap di atas dulang yang ditutup dengan tudung saji berwarna merah dan bermotif. Perlengkapan upacara ini meliputi sesajian, alat musik, penimbong, ketupat. Tarian sambutan kepada tamu undangan mengawali acara ini. Kemudian dilanjutkan dengan upacara adat perang ketupat yang dibantu oleh dukun darat dan dukun laut. Selanjutnya para peserta upacara berdoa untuk para leluhur Tempilang. Selesai berdoa, enam pasang muda-mudi menari Tari Serimbang yang menggambarkan perang terhadap makhluk-makhluk halus yang jahat dan sering mengganggu penduduk. Selanjutnya peluit berbunyi, dan Perang Ketupat pun dimulai. Dan pada sore harinya masih ada upacara lagi yang disebut Taber Kampong, yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan membawa keberuntungan.