STUDI TENTANG RELIGI MASYARAKAT BADUY DI DESA KANEKES PROVINSI BANTEN

Pengarang: 

TOTO SUCIPTO, JULIANUS LIMBENG

Penerbit: 

DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Tahun Terbit: 

2007

Daerah/Wilayah: 
Banten
Rak: 

MAT - 307.77 (300-309)

ISSN/ISBN: 

-

Jumlah Halaman: 
165

Ada dua kenyataan yang harus diperhitungkan apabila menyimak sebuah komunitas atau sekelompok individu yang hidup dengan tetap mempertahankan tradisi warisan para pendahulu (cikal bakal) sehingga membuatnya khas/berbeda dengan masyarakat sekitar. Kedua kenyataan itu meliputi mereka berupaya tetap mempertahankan tradisi warisan para leluhur tersebut, serta kenyataan bahwa jaman selalu dinamis, waktu terus berputar, sehingga kebudayaan mereka pun relatif mengikuti perkembangan roda kehidupan. Pada masyarakat Baduy, pertimbangan ekonomi dan waktu yang penuh dengatu.n berbagai kegiatan lainnya menyebabkan mereka kekurangan waktu untuk menjalankan pikukuh Baduy sepenuhnya. Keharusan bekerja di huma tuladan panamping, seringkali diganti dengan uang saja sebesar upah bekerja satu-dua hari. Demikian juga dengan benda-benda rumah tangga seperti sandal karet, sepatu, jam tangan, dan sebagainya sudah menjadi barang yang mudah dijumpai di panamping. Benda-benda yang tidak sesuai dengan pikukuh Baduy akan dihancurkan atau mereka suruh jual kepada penduduk di sekeliling Kanekes. Perubahan-perubahan berlaku secara perlahan-lahan hampir dalam semua tahap kehidupan masyarakat Baduy, terutama di panamping. Benteng tradisi Baduy relatif hanya tinggal kaum tua di panamping dan urang tangtu.